Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melantik 580 Pejabat terdiri dari Pejabat Administrator sebanyak 246 orang dan Pejabat Pengawas sebanyak 334 orang di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, (21/11).
Prosesi pelantikan ini dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 800.1.3.3/13954/204/2025.
Lantaran jumlah pejabat yang dilantik cukup banyak, proses pelantikan dilakukan dalam tiga sesi. Dengan rincian Sesi I dilantik sebanyak 194 pejabat, Sesi II sebanyak 174 pejabat dan Sesi III sebanyak 212 pejabat.
Pada mereka yang dilantik, Gubernur Khofifah meminta untuk segera memacu kinerja dan menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) di masing masing unit kerja yang baru.
“Maksimalkan seluruh energi untuk menjalankan tugas dan pengabdiannya terbaik,” ujar Gubernur Khofifah.
Pelantikan ini dikatakan Khofifah cukup penting karena ada sekitar 2.836 para ASN yang pensiun di tahun 2025. Sehingga melalui pelantikan, pejabat yang dilantik akan langsung mengisi banyak pos tugas.
Gubernur Khofifah mengingatkan agar seluruh pejabat yang dilantik bekerja secara dinamis, terukur, memiliki kecepatan serta profesionalisme yang tinggi.
"Provinsi provinsi lain bekerja juga menggunakan kecepatan dan profesionalisme yang sangat tinggi," ungkapnya.
Momentum pelantikan pejabat Administrator dan pengawas dimanfaatkan Gubernur Khofifah untuk mengajak sekaligus mengimplementasikan filosofi kerja bertajuk 'JATIM BISA' (Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif) sebagai arah baru pembangunan Jawa Timur.
"Semangat JATIM BISA menegaskan bahwa Jawa Timur tidak hanya menjadi bagian dari perubahan, tetapi juga pelaku utama dalam membentuk arah kemajuan bangsa," jelasnya.
Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Gubernur Khofifah minta agar seluruh pejabat bisa cepat beradaptasi dengan perubahan dan penyesuaian terhadap dinamika regional, nasional maupun global.
Adaptasi ini diharapkan bisa menjadi bagian dari implementasi merangkul semua sektor dalam membangun Jawa Timur.
Dicontohkannya salah satu bentuk adaptasi terhadap dinamika global dibuktikan melalui menjaga lingkungan dan mengurangi emisi karbon melalui upaya menanam Mangrove diberbagai daerah di Jawa Timur.
Pada saat memenuhi undangan program RISING FELLOWSHIP di Singapura, Khofifah menjelaskan peluang kerja sama di bidang _carbon trading_ sebagai bagian dari upaya menuju _net zero emission_.
Ia menilai langkah Singapura dalam membangun sistem perdagangan karbon dapat menjadi inspirasi untuk diterapkan di Jawa Timur.
Upaya ini didukung oleh banyak sekali perusahaan jasa karbon dan kebijakan seperti pajak karbon yang diterapkan Singapura untuk mendorong transisi netral karbon.
Khofifah berharap langkah Singapura dalam mencapai target _net zero emission_ dapat dikembangkan di Jawa Timur.
"Kami juga berharap Jawa Timur ke depan akan mampu mengembangkan carbon trading sebagai upaya mencapai _net zero emission,_ " harapnya.
Di akhir arahannya, Gubernur Khofifah menegaskan agar seluruh pejabat untuk bersama sama menjaga Visi besar Jatim mewujudkan Gerbang Baru Nusantara.
Posisi Jatim yang strategis ini telah menjadi konektivitas dan mempersambungkan antara bagian barat dan bagian Timur Indonesia.
"Indonesia Bagian Timur membutuhkan sangat banyak sinergi dari Jatim. Oleh karena itu kenapa di setiap misi dagang kita selalu melaksanakan penandatanganan MOU antar OPD," sebutnya.
"Saya ingin saudara sama membangun prestasi itu ketika kita sedang berbicara Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara maka hati kita sudah terbuka menerima dan mendorong kemajuan bagi Indonesia Bagian Timur," katanya.
Di kesempatan yang sama Gubernur Khofifah juga berpesan agar para pejabat administrator dan pengawas terus melakukan maksimalisasi kinerja dan meningkatkan produktivitas di tengah kemampuan fiskal Pemprov Jatim yang tereduksi.
Selain itu Gubernur Khofifah juga meminta agar program-program prioritas Pemprov Jatim tidak terpengaruh oleh fiskal yang berkurang. Oleh sebab itu, para pejabat administrator dan pengawas diharapkan terus melakukan inovasi dan melakukan kerja berdampak agar program-program prioritas dapat dijalankan.
"Jadi secara alami kalau dihitung sudah 7 Triliun Rupiah fiskal kita berkurang tetapi bagaimana kita tetap bisa memaksimalkan seluruh kinerja kita program-program prioritas tidak boleh berkurang kuantitas maupun kualitas," katanya.
Gubernur Khofifah menyebut salah satu yang harus terus dilakukan untuk mendukung program-program prioritas terus berjalan adalah dengan melakukan fasilitasi-fasilitasi bagi masyarakat. Contoh nyata fasilitasi yang bisa dilakukan adalah melalui misi dagang yang mampu mempertemukan para buyer dan seller.
"Kita tidak mampu kalau harus memberikan modal, tidak mampu menggelar training manajerial skill bagi semua, tapi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan fasilitasi," pungkasnya.

