Bersama Puluhan Ribu Masyarakat Ramaikan Grebeg Tutup Suro Bantarangin 2025, Gubernur Khofifah Ajak Jaga Keluhuran Budaya dan Bangkitkan Pariwisata Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir menyatu bersama puluhan  ribu masyarakat dalam Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro Bantarangin 2025 yang diberangkatkan dari Monumen Bantarangin, Desa Somoroto, Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo, Sabtu (26/7).

Secara khusus, Gubernur Khofifah mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga keluhuran budaya salah satunya melalui Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro di Bantarangin Ponorogo seperti kali ini. 

"Mari kita tetap menjaga  keluhuran budaya kita. Kalau bukan kita yang menjaganya siapa lagi,” ujarnya.

Orang nomor satu di Jatim ini menyampaikan Grebeg Tutup Suro Bantarangin bisa menjadi referensi budaya bagi masyarakat bangsa dan negara. Pasalnya tadisi ini juga terhubung erat dengan sejarah panjang lahirnya Reog Ponorogo yang diyakini berasal dari Kerajaan Bantarangin.

"Mudah-mudahan semua berseiring dengan ikhtiar kita menguatkan budaya masyarakat Ponorogo untuk dunia," ucapnya.

“Kegiatan Grebeg Tutup Suro ini menjadi energi kekuatan dan inspirasi untuk terus melakukan kreativitas dan inovasi untuk terus menyampaikan pesan kesejukan kedamaian pada dunia melalui Bantarangin dan Ponorogo,” tegasnya

Sebagaimana diketahui Ponorogo merupakan daerah yang kaya akan potensi budaya dan pariwisata. Setidaknya terdapat 180 objek pemajuan kebudayaan yang tercatat dalam rekap PPKD tahun 2022, terdiri atas 10 tradisi lisan, 2 manuskrip, 11 adat istiadat, 22 ritus, 64 pengetahuan tradisional, 1 bahasa, 2 permainan rakyat, 9 olahraga tradisional, dan 35 seni.

Selain itu, terdapat warisan budaya yang telah sangat tersohor, yakni Reog Ponorogo, yang telah ditetapkan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO pada tahun 2024. 

"Terus kita sampaikan kepada masyarakat bangsa dan negara bahwa Ponorogo memang luar biasa, budayanya yang luar biasa, budayawannya juga luar biasa," sebutnya.

Lebih dari itu, Gubernur Khofifah menuturkan kirab budaya ini memilki arti penting dalam upaya pelestarian budaya. Namun di sisi lain juga dibutuhkan inovasi dan kreativitas agar budaya ini terus tumbuh dan terjaga.

Baca juga :  Bersama Puluhan Ribu Jemaah Muslimat NU, Gubernur Khofifah Mohon Doa Cicit Syech Abdul Qadir Al Jailani Untuk Kedamaian Jawa Timur dan Indonesia

Dalam memeringati dan menyemarakkan Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro, peran aktif masyarakat setempat tak dapat dipisahkan. Keterlibatan tersebut menjadi nilai sosial yang memperkuat solidaritas dan menjadi pemersatu komunitas. 

"Melalui momentum ini diharapkan solidaritas dan toleransi masyarakat semakin kokoh, selaras dengan geliat roda budaya dan pariwisata yang terus berputar,"  harapnya.

Khofifah optimis Kirab Budaya Grebeg Tutup Suro Bantarangin Tahun 2025 ini dapat lebih menguatkan dan mendongkrak semangat seluruh sektor baik di Ponorogo maupun Jawa Timur. 

"Mari bersama-sama kita rajut harmoni, kedamaian dan kebersamaan," ajaknya.

Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan Kirab Budaya ini menjadi puncak rangkaian Grebeg Tutup Suro Bantarangin tahun 2025. Dimana beberapa acara telah dilakukan sebelumnya seperti pagelaran wayang dan kenduri agung.

Budaya ini, lanjut Sugiri Sancoko, mulai dilaksanakan dan dikreasikan pada tahun 2010 saat Kabupaten Ponorogo dipimpin oleh Bupati H. Amin yang saat ini menjadi Ketua Yayasan Bantarangin.

"Konon menurut cerita tempat ini lah bumi kelahiran  reog ponorogo, namanya Bantarangin," Kata Sugiri Sancoko. 

Dalam kesempatan ini dilakukan prosesi Penyerahan Pusaka Cemethi Samandiman Dari Gubernur Jawa Timur kepada  Pemeran Prabu Klono Sewandono sebagai penanda bahwa Kirab Budaya Bantaringin tahun 2025 dimulai.

Sebagai informasi kirab budaya ini menempuh rute sepanjang 8 km yang dimulai dari Monumen Bantarangin – Jalan Sabuk Janur – Jalan Sayang Ayu – Jalan Raya Ponorogo Ngumpul – Gerdon – Jalan Ahmad Yani – Jalan Jend Sudirman – Kerun Ayu – Balai Desa Carat – Balai Desa Kauman – Jalan Yos Sudarso – Perempatan Sampung – Jalan – Diponegoro – Srawungan – Jalan MT Haryono – Jalan Sabuk Janur dan diakhiri di Monumen Bantarangin.

Baca juga :  Hadiri Muskerwil PW Nasyiatul Aisyiyah Jatim, Gubernur Khofifah Ajak Perempuan Muda Berperan Aktif dalam Pelestarian Lingkungan