Gubernur Khofifah: Pendekatan Rehabilitasi dan Pendidikan Islam Singapura Bisa Jadi Model bagi Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa  mengakhiri program RISING Fellowship di Singapura dengan  melakukan pertemuan bersama  Plt. Menteri Urusan Muslim Singapura, H.E. Muhammad Faishal Ibrahim di Permata Restaurant, Kampong Glam, Singapura, Kamis (14/11).

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Khofifah yang juga Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat Nahdlatul Ulama ini menegaskan, penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan prioritas utama Jawa Timur. Ia menyampaikan bahwa pendidikan Islam berperan penting dalam membentuk generasi yang berdaya saing global sekaligus berakhlak mulia.

"Intelektualitas tinggi harus dibarengi dengan pembentukan karakter sehingga mampu membentuk pribadi-pribadi berdaya saing global sekaligus berakhlak mulia," ujarnya.

Khofifah pun menyambut baik rencana Singapura mendirikan Muslim College yang menawarkan program pendidikan S1, S2, hingga S3 dan berlokasi di kawasan Rochor, bersebelahan dengan Singapore University of Social Sciences (SUSS).

"Penguatan bidang pendidikan akan memberikan dampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia," tegasnya.

Selain pendidikan, Khofifah juga menyoroti isu pelestarian hutan dan konservasi mangrove, mengingat 51 persen total mangrove di Pulau Jawa berada di Jawa Timur. Ia menegaskan bahwa provinsinya memegang peran strategis dalam menjaga ekosistem pesisir nasional.

"Pada pelaksanaan KTT G20 yang lalu, Presiden Joko Widodo menghadiahkan cinderamata batik dengan pewarna  berbahan mangrove dari Jawa Timur kepada para pemimpin negara, sebagai bentuk diplomasi lingkungan Indonesia," ungkapnya.

Khofifah kemudian menyampaikan upaya Jawa Timur dalam mengembangkan kerangka rehabilitasi pecandu narkoba yang lebih komprehensif. Ia menyebut narkoba sebagai musuh bersama yang dapat merusak kualitas SDM yang sedang diperkuat.

"Narkoba adalah salah satu yang dapat merusak kualitas SDM kita, kita harus terus berikhtiar untuk dapat menerangi narkoba, jikalau Singapura memiliki program komprehensif penanganan masalah ini, boleh kami mendapatkan supportnya," pintanya.

Baca juga :  Gubernur Khofifah Dorong Transfer Knowledge dan Value dari Program RISING Fellowship ke Sekolah-Sekolah Jatim

Selain itu, Khofifah menunjukkan ketertarikannya terhadap pendekatan social worker di Singapura yang dinilai lebih terintegrasi pendekatannya dan profesional, serta mampu menghadapi dinamika perubahan demografis dan sosial. Ia berharap pendekatan serupa dapat dikembangkan di Jawa Timur.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga mendorong penguatan program kepemimpinan perempuan dan generasi muda, kerja sama lintas iman, serta pertukaran pengetahuan pendidikan berbasis masyarakat sebagai langkah strategis meningkatkan kualitas SDM Muslim di Jawa Timur.

"Semoga komitmen untuk menyemai perdamaian, inklusivitas, dan kasih sayang dapat terus menjadi pedoman dalam mengabdi kepada masyarakat dan generasi mendatang," harapnya.

Sementara itu Plt. Menteri Urusan Muslim Singapura Prof. Muhammad Faishal Ibrahim menyampaikan bahwa Singapura memiliki pendekatan yang sangat ketat terkait penyalahgunaan zat adiktif, termasuk pelarangan e-cigarette yang baru diberlakukan, serta membuka peluang pertukaran praktik terbaik dalam bidang pencegahan dan rehabilitasi.

Prof. Muhammad Faishal Ibrahim menyampaikan apresiasi atas rangkaian pertemuan Gubernur dengan berbagai pimpinan Singapura, antara lain Perdana Menteri, Senior Minister, Menteri Pendidikan, dan Menteri Luar Negeri.  

"Intensitas pertemuan tersebut menunjukkan komitmen kuat Jawa Timur dalam memperluas kerja sama strategis dengan Singapura," pungkasnya.